Selamat Datang Di Laman Resmi SMA Muhammadiyah Pangandaran
Untuk Mengetahui Lebiih Lanjut, Tentang SMA Muha Pangandaran silahkan pilih salah satu perwakilan kami di bawah ini.
Admin
Admin
Online
Dedi Irama. S.Sos, M.M
Dedi Irama. S.Sos, M.M
Wakasek Kesiswaan
Wartono, S.Pd
Wartono, S.Pd
Wakasek Humas
Welly Supriatien, S.Pd
Welly Supriatien, S.Pd
Bimbingan Konseling
Assalamualaikum Wb Wb
Silahkan Perkenalkan diri untuk Chat Lebih lanjut, Fastabikul Khoirot

Refleksi Pengajaran Bahasa Arab Pada Masyarakat Multikultural di Indonesia

Sosiolinguistik adalah cabang linguistik yang mempelajari hubungan antara bahasa dan masyarakat.

Maulid Nabi Muhammad SAW Tahun 2024 M-1446 H

Pada tulisan ini penulis akan menguraikan tentang dinamika dan refleksi pengajaran bahasa Arab di Indonesia. Pada saat yang sama uraian dari tulisan ini merujuk pada ada pembahasan dan yang telah dibahas dan didiskusikan bersama kolega kampus di prodi pendidikan bahasa arab program pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang tentang sosiolinguistik yang ditulis oleh Reem Bassiouney. Diskusi yang panjang yang telah mengantarkan nilai-nilai refleksi yang akan dituangkan dalam tulisan yang kiranya dapat memberikan nilai ataupun evaluasi kepada kita sebagai insan akademisi dan pembelajar bahasa Arab di Indonesia. masih banyak juga orang di luar sana yang belum mempelajari karakteristik-karakteristik bahasa Arab ditinjau dari berbagai aspek. salah satu aspek yang akan sedikit memberikan penjelasan mengenai sosiolinguistik bahasa Arab. Ini merupakan salah satu ilmu interdisipliner yang menggabungkan antara ilmu linguistik dan sosiologi. Oleh karena itu uraian dan uraian dari tulisan ini sedikit banyaknya akan menjelaskan materi demi materi yang ditulis oleh Reem Bassiouney yang berjudul Arabic Sociolinguistics dan kemudian akan dikontekstualisasikan dengan pengalaman empiris penulis selama menjadi akademisi belajar bahasa Arab.

Sosiolinguistik adalah cabang linguistik yang mempelajari hubungan antara bahasa dan masyarakat. Di seluruh dunia ini, setiap orang memiliki gaya bahasa pribadi mereka ketika mereka telah berinteraksi dengan orang lain. Dengan variasi bahasa yang dimiliki orang, mereka dapat mencampur beberapa bahasa pada ucapan tunggal mereka. Ketika satu bahasa dicampur dengan bahasa lain, dalam studi sosiolinguistik itu disebut code-mixing. Dengan menerapkan code-mixing dalam kehidupan sosial, telah banyak digunakan oleh banyak orang di seluruh dunia. Salah satu YouTuber Indonesia bernama Gita Savitri Devi melakukan code-mixing di beberapa videonya. Oleh karena itu, penelitian yang berfokus pada code-mixing ini muncul dalam pencampuran YouTube Gita Savitri Devis adalah tipe tertinggi dan melibatkan perubahan pengucapan adalah yang terendah. ( (Fian, 2020)

Sedangkan Abdul Chaer dan Leonie Agustina dalam buku Sosiolinguistik: Perkenalan Awal (1995), mengatakan bahwa sosiolinguistik berhubungan dengan perincian-perincian pemakaian bahasa yang sebenarnya, seperti deskripsi pola-pola pemakaian bahasa atau dialek dalam budaya tertentu, pilihan pemakaian bahasa atau dialek tertentu yang dilakukan oleh penutur, topik dan latar pembicaraan. Lebih jauh, masih dalam buku yang sama, didefinisikan sosiolinguistik sebagai bidang antar disiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya penggunaan bahasa itu dalam masyarakat. Janet Holmes dalam An Introduction To Sociolinguistic (1995) menulis “sosiolinguitic study the relationship between language and society” (sosiolinguistik mempelajari hubungan antara bahasa dan masyarakat). Penelitian bahasa dengan tinjauan sosiolinguistik memperhatikan faktor sosial apa saja dalam masyarakat yang mempengaruhi pemakaian bahasa. Faktor sosial tersebut adalah: Status sosial; Tingkat pendidikan; Umur; Tingkat ekonomi; Agama; Jenis kelamin, dan lain-lain. Tak hanya itu, bahasa yang digunakan umumnya dipengaruhi oleh faktor situasional, seperti: siapa yang berbicara, bagaimana bentuk bahasanya, kepada siapa, di mana, kapan, dan mengenai masalah apa. Bahasa dalam studi sosiolinguistik tidak hanya dipandang sebagai struktur saja, tetapi juga dipandang sebagai sistem sosial, sistem komunikasi dan bagian dari kebudayaan masyarakat tertentu

Reem Bassiouney memperoleh gelar M.Phil dan doktor dari Oxford University dalam bidang linguistik Arab. Dia sebelumnya mengajar bahasa Arab dan linguistik di universitas-universitas di Inggris dan AS, termasuk Cambridge, Oxford dan Utah. Dia saat ini bekerja sebagai editor seri untuk studi Routledge dalam bahasa dan identitas. Buku-buku akademiknya antara lain, Fungsi Code-switching di Mesir (2006), Sosiolinguistik Arab (2008) dan Arab dan Media (2010). Dia telah menerbitkan banyak artikel tentang topik linguistik Arab termasuk peralihan kode, Bahasa dan gender, leveling, register, bahasa Arab dan iklan, linguistik dan sastra, dan kebijakan bahasa di dunia Arab. Dia juga seorang novelis pemenang penghargaan, setelah menerima Hadiah Raja Fahd untuk terjemahan untuk novelnya The Pistachio Seller pada tahun 2009 dan hadiah sawiris 2010 untuk novel terbaik. (The American University in Cairo, 2022)

Menurut Reem Bassiouney: Sosiolinguistik Arab. Edinburgh University Press, Edinburgh menuliskan bahwa bahasa arab di dunia Arab menghadapi tantangan internal dan eksternal. Tantangan internal utama adalah: diglossia, dialek lokal, dan modernisasi bahasa. Tantangan eksternal utama adalah dampak bahasa asing, terutama Inggris dan Prancis, karena globalisasi dan warisan kolonial. Tantangan-tantangan ini mempengaruhi vitalitas bahasa Arab dan fungsi-fungsi yang dipenuhinya. Kita melihat di berbagai belahan dunia Arab penggunaan bahasa Inggris dan Prancis yang luas terutama dalam pendidikan tinggi dan dalam lanskap bahasa. Suara-suara terdengar di dunia Arab yang menyerukan untuk berhenti menggunakan bahasa Arab standar di domain publik, menggantinya dengan dialek lokal, atau bahkan menggantinya dengan bahasa asing seperti Inggris atau Prancis. .

Diklaim bahasa Arab standar tidak memenuhi kebutuhan era modern. Terlepas dari tantangan luar biasa yang dihadapi bahasa Arab, bahasa ini sangat penting dan digunakan di mana-mana di dunia Arab. 'Osilasi lanuage' di dunia Arab mungkin dikaitkan dengan ketidakstabilan sosial-politik, identitas lokal yang berkembang dan fragmentasi internal (etnis, agama, politik, dll.) yang menantang identitas pan-Arab. Di satu sisi, dialek Arab lokal berkembang di ratusan satelit TV, dan di sisi lain saluran seperti Al-jazeera, dilihat oleh jutaan orang, menggunakan bahasa Arab standar dalam berbagai programnya; fenomena baru di pemandangan Arab. Sebagian besar karya sosiolinguistik Arab ditulis dalam bahasa Inggris dan Prancis. Ini mungkin dapat dikaitkan dengan sifat diglossic bahasa Arab, dan sikap negatif di dunia Arab terhadap dialek lokal. Untuk waktu yang lama (dan masih ada di banyak kalangan), bahasa Arab Standar (al-fusha) dianggap sebagai bahasa dan varietas lain didelegitimasi karena alasan ideologis, baik agama maupun nasional. Beberapa menyebut mereka varietas yang merosot atau bahkan ''. Yang lain bahkan menyangkal keberadaan mereka. (Suleiman, 2002)

Ini menyiratkan bahwa studi tentang variasi bahasa Arab tidak dianjurkan.. Tidak mengherankan kemudian bahwa sosiolinguistik Arab berkembang mengikuti artikel Ferguson tentang diglossia pada tahun 1959. Sosiolinguistik Arab, buku yang sedang ditinjau, membahas sejumlah tema utama dalam sosiolinguistik Arab. Ini berfokus pada diglossia, peralihan kode, wacana gender, variasi dan perubahan bahasa, dan kebijakan bahasa dalam kaitannya dengan bahasa Arab. Buku ini terdiri dari lima bab. Bab satu menyajikan situasi diglossic di dunia Arab dan implikasinya. Bab dua mengkaji peralihan diglossik dan code-swishing, yang ditangani sebagai fenomena tunggal. Bab tiga membahas variasi dan perubahan bahasa Arab dalam kaitannya dengan tiga teori utama: teori kelas sosial, teori jaringan sosial, dan teori praktik komunitas. Bab empat berfokus pada gender dan bahasa dalam kaitannya dengan teori-teori utama di lapangan. Bab lima membahas tentang kebijakan bahasa, dan kebijakan pendidikan bahasa di dunia Arab. Buku ini tidak hanya memperkenalkan berbagai pendekatan teoretis, tetapi upaya dilakukan dalam mengevaluasinya. Buku ini juga menyajikan data empiris untuk menggambarkan kegunaan dan keterbatasan pendekatan ini. Seperti yang penulis jelaskan 'buku ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana sosiolinguistik dapat diterapkan pada bahasa Arab, dan sebaliknya, apa yang dipelajari tentang bahasa Arab dapat berkontribusi pada pemahaman kita tentang fungsi lanuage dalam masyarakat.' (Bassoeuney, 2009)

Memang benar bahwa buku semacam itu tidak dapat mencakup semua topik dalam sosiolinguistik Arab, dan harus fokus pada topik dan masalah tertentu. Namun, kesan penulis adalah bahwa beberapa topik telah menerima liputan panjang (misalnya gender dan bahasa menempati hampir sepertiga dari buku), dan topik lain belum dibahas seperti fenomena pidignisasi dan kreolisasi dalam bahasa Arab. Buku saat ini menunjukkan bahwa banyak tantangan masih dihadapi sosiolinguistik Arab, dan banyak topik menunggu untuk diteliti lebih lanjut. Namun, ia mengungkapkan bahwa karya Reem Bassoeuney cukup kuat, dan ada tubuh sosiolinguistik Arab yang memberikan cahaya menarik pada bahasa Arab, dan menawarkan wawasan tentang sosiolinguistik secara umum. Dalam bahasa Inggris, ada sejumlah besar (mungkin puluhan) buku teks sosiolinguistik untuk mahasiswa sarjana dan pascasarjana. Buku saat ini, sejauh pengetahuan penulis dan telah didiskusikan di forum kelas cukup konprehensif

Mengenai pembahasan diglosia dan variasi bahasa yang ada di dalam kehidupan sosial masyarakat Arab menjadi sangat menarik untuk dibahas, apalagi kondisi masyarakat Indonesia yang multikultural terdiri atas berbagai bahasa suku bangsa dan kebudayaan yang berbeda-beda menjadikan kekayaan ragam bahasa unik. Diglosia adalah kondisi di mana suatu bahasa memiliki berbagai macam varian/ dialek yang berbeda. Diantara varian bahasa yang ada di dalam bahasa Arab adalah varian fushah dan varian amiyah. keduanya hidup di dalam masyarakat Arab dan memiliki karakteristik tertentu. Varian amiyah memiliki nilai tinggi karena digunakan oleh kelas sosial yang paling atas dan elit penguasa Dalam sebuah pemerintahan. sedangkan bahasa amiyah cenderung digunakan oleh masyarakat kelas bawah sehingga memiliki nilai yang sangat rendah karena dipandang masih sangat cenderung digunakan oleh kelas bawah. Kemudian untuk dialek arab tersebar menjadi 5 yang utama dialek arab penisula dan teluk, dialek Suriah-lebanon, dialek mesopotamia iraq, dialek mesir dan dialek afrika utara.

Dalam linguistik alih kode adalah penggunaan kan ragam bahasa ketika berdialog dengan suatu kondisi gimana penggunaannya dibutuhkan atau menjadi sebuah keharusan menggunakan bahasa lain. fenomena alih kode ini sedikit banyaknya derung digunakan oleh kalangan intelektual baik di lembaga pendidikan yang menerapkan sistem bilingual atau pesantren. Melihat realitas kebutuhan bahasa khususnya bahasa Arab dan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional dan diakui satu dari lima bahasa resmi di perserikatan bangsa-bangsa. Lembaga pesantren melihat ini sebagai peluang besar dalam mengembangkan potensi masyarakat bilingual yang dibina di bawah naungan lembaga tersebut. sebagai contoh penulis di sini Selain sebagai insan akademisi juga sebagai pengajar bahasa Arab di Muhammadiyah Boarding School Pangandaran. Lembaga ini berada dibawah naungan majelis pendidikan dasar dan menengah pimpinan daerah Muhammadiyah Kabupaten Pangandaran. MBS mengembangkan kurikulum yang terintegrasi dengan sistem kehidupan pesantren yang dikembangkan dengan menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa sehari-hari. Lingkungan bahasa yang mendukung dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kemampuan santri dalam mengembangkan kemampuannya pada pemerolehan bahasa asing. ada kalanya setiap kali pembelajaran tidak serta-merta sepenuhnya menggunakan bahasa Arab namun penulis padahal ini ini melakukan alih kode dengan menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris untuk sedikit memberikan pembelajaran yang komprehensif.

Sebuah bahasa hidup dalam sebuah tatanan masyarakat akan selalu berjalan dinamis dan konteks. tidaklah sebuah bahasa mengalami stagnasi kecuali bahasa tersebut mengalami disintegrasi dengan kehidupan bahasa yang lainnya. Bahasa Arab sebagai bahasa yang hidup dari rumpun semit bersama dengan bahasa ibrani dan bahasa aram merupakan bahasa yang telah hidup dan berkembang sejak ribuan tahun yang lalu. Sampai saat ini bahasa arab menyebar pengaruhnya ke seluruh penjuru negeri di dunia karena merupakan bahasa pengantar wahyu Al Qur’an yang diyakini oleh umat Islam jam di seluruh dunia. Dengan memahami bahasa arab maka sejatinya umat Islam akan dapat memahami agamanya sebagai suatu sistem kehidupan yang luhur karena merujuk langsung pada sumber utama yaitu firman Allah. Kehidupan sosial masyarakat arab sebagaimana dijelaskan oleh Reem Bassiouney terdapat dua variasi bahasa yang sangat menonjol di kalangan masyarakat Arab sendiri yaitu fusha dan amiyah. Keduanya merupakan identitas bahasa Arab yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya hanya saja tingkat penggunaannya tatkala dihitung dengan skala nilai bahasa, amiyah cenderung digunakan oleh masyarakat kelas bawah ( low value ) sedangkan bahasa yang digunakan oleh kalangan kelas atas ( Hight Value ). Di Indonesia sendiri yang banyak digunakan dalam proses pembelajaran bahasa Arab adalah variasi fusha disamping karena tujuannya secara formal untuk tujuan pendidikan dan pengajaran dalam memahami teks agama juga sebagai alat diplomasi dalam kancah politik internasional yang membawa Indonesia memiliki pengaruh sebagai negara yang memiliki populasi umat Islam terbesar dan terbanyak di dunia. Ini adalah peluang bagi siapa saja yang mempelajari bahasa Arab untuk digunakan seluas-luasnya dan dikembangkan kepada umat Islam di lembaga pendidikan atau pesantren pada umumnya.

Mengenai gender dalam bahasa Arab dijelaskan secara rinci hakikat diantara perbedaan keduanya yang dikenal dengan mudzakar untuk laki-laki dan muannas untuk perempuan. Berbeda dengan bahasa Indonesia yang dalam kaidah tata bahasa kita mengenal istilah perbedaan diantara keduanya sebagai contoh ketika seseorang mengatakan kamu kepada teman sekelasnya maka akan dianggap salaharti karena tidak secara jelas menunjuk kepada siapa namun ketika berbicara dengan bahasa Arab kepada seseorang mengatakan Anta maka jelaslah itu ditujukan untuk kaum laki-laki. Disisi lain ketika menunjuk kepada seorang perempuan akan dikatakan Anti. Uraian ini lah yang akan menjelaskan bagaimana bahasa Arab memposisikan gender secara jelas dengan menunjukkan secara rinci apa yang hendak di ucapkan dan apa yang dimaksud maknai. Dalam masyarakat arab ada sebuah karakter yang ditunjukan dengan mengacu bahasa sebagai simbol. Sebagai contoh seorang ayah akan mewaris nama belakang anaknya tatkala mempunyai keturunan baik itu laki-laki ataupun perempuan dan seorang wanita tatkala sudah menikah maka namanya akan melebur menjadi nama suaminya. Hal itupun senada dengan masyarakat indonesia yang beragama Islam akan mengikuti karakter tersebut walau itu berbeda suk bangsa baik jawa, sunda, bugis asalkan beragama Islam maka akan mengikuti seperti itu

Kemudian untuk kebijakan bahasa dan politik, Pemerintah melalui Kementerian Agama telah menetapkan serangkaian Keputusan Menteri Agama (KMA). Salah satunya adalah KMA Nomor 183 Tahun 2019 Tentang Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Bahasa Arab Pada Madrasah. Regulasi terbaru ini merupakan pengganti dari peraturan sejenis sebelumnya, KMA Nomor 165 Tahun 2013. Selain menerbitkan KMA Nomor 183 Tahun 2019 tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab Pada Madrasah juga diterbitkan KMA Nomor 184 Tahun 2019 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Pada Madrasah. KMA Nomor 184 Tahun 2019 akan menggantikan KMA Nomor 117 Tahun 2014. Meski telah tetapkan pada awal Mei 2019, tetapi Keputusan Menteri Agama ini tidak langsung diberlakukakan. Sebagaimana Ayo Madrasah simak dari poin ketiga KMA tersebut disebutkan bahwa kurikulum ini baru akan dijalankan pada tahun pelajaran 2020/2021. Sehingga pada tahun pelajaran ini, 2019/2020, penyelenggaraan pendidikan di madrasah masih menggunakan regulasi yang lama yakni KMA Nomor 165 Tahun 2013. (Agama, 2022)

Selain itu, adanya regulasi dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengenai Surat Keputusan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah No. 98/KEP/I.4/F/2017 Tentang Pemberlakuan Kurikulum Al Islam, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab yang memberikan justifikasi yang amat kuat tentang pentingnya bahasa arab. Setidaknya kedua regulasi tersebut memberikan dampak yang positif bagi bahasa Arab untuk berkembang di Indonesia. meskipun bukan Muhammadiyah saja yang yang berusaha untuk mengembangkan pembelajaran bahasa Arab ada juga disisi yang lain seperti NU, Al Irsyad, Al Washliyah dan lain-lain yang berafiliasi dengan ormas Islam. (Muhammadiyah, 2022)

Pada bagian akhir ini sampailah kita pada poin yang paling penting adalah tentang produktivitas penelitian sosiolinguistik yang masih kita mendapati persoalan-persoalan yang kompleks. Pendekatan kritis sosiolinguistik sangatlah diperlukan untuk membangun sebuah paradigma yang dapat menjadikan fenomena-fenomena bahasa sebagai simpul pengetahuan yang dapat dianalisis secara konprehensif. Masih banyak diantara sarjana intelektual yang meneliti fenomena-fenomena kebahasaan pada struktur masyarakat berasal dari dunia barat padahal pada buku ini ini sejatinya membahas tentang struktur sosial masyarakat Arab yang yang sejatinya adalah orang Islam. Dahulu kita pernah merasakan golden age dimana ilmu pengetahuan berkembang dari belahan dunia timur pada masa kekhalifahan Abbasiyah. Namun itu hanyalah sejarah tatkala kita memandang dan kacamata hari ini yang bias akan pengetahuan Islam yang mencerahkan. Namun kita tidak kita juga tidak bisa memalingkan wajah bagaimana dunia ilmu pengetahuan di hegemoni oleh Barat. Produksi teori-teori sosial atau bahkan linguistik Sejujurnya perlu kita refleksikan sedalam-dalamnya supaya tradisi sistem kepercayaan atau bahkan agama Islam mampu mendorong umatnya untuk berpikir maju dalam semua aspek baik itu ilmu pengetahuan dan teknologi.

Daftar Pustaka 

Agama, K. (2022, December Saturday). Kemenag. Diambil kembali dari https://www.kemenag.go.id/. Bassoeuney, R. (2009). Arabic Sosiolinguistics. Edinburgh, UK: Edinburgh University Press.
Fian, Z. A. (2020). THE SOCIOLINGUISTICS STUDY ON THE USE OF CODE MIXINGIN GITA SAVITRI DEVI’S YOUTUBE CHANNEL VIDEO. journals.umma.ac.id, 1.
Muhammadiyah, P. P. (2022, december saturday). Diambil kembali dari www.muhammadiyah.or.id. Suleiman, Y. (2002). The Arabic Language and National Identity. Edinburgh,UK: Edinburgh University Press.
The American University in Cairo. (2022, December Saturday). Diambil kembali dari www.aucegypt.edu/fac/reembassiouney: www.aucegypt.edu

Berbagi

Posting Komentar